Wanita Ini Merawat Anak Suami Dari Istri Kedua – menceritakan tentang seorang perempuan yang bernama Heni Nuraeni. Wanita Ini Telah Merawat Anak Suami Dari Istri Keduanya dengan ikhlas yang menderita down syndrome. Anak tersebut bernama Nurhalimah, atau biasa dipanggil Bibi Nuy.
Bibi Nuy disukai oleh ibu kandungnya, yang merupakan istri siri dari suami Heni, karena tidak mau mengurus anak yang berkebutuhan khusus. Heni dan ibunya, yang merupakan istri pertama dari suami Heni, kemudian mengambil alih perawatan Bibi Nuy, yang saat itu berusia dua tahun. Heni dan ibunya merawat Bibi Nuy dengan penuh kasih sayang, seperti anak sendiri.
Kisah ini dibagikan oleh Heni melalui akun TikToknya, @namira.rahayu7, yang mendapat banyak tanggapan positif dari netizen. Banyak yang mengapresiasi keikhlasan dan kesabaran Heni dan ibunya dalam merawat Bibi Nuy. Banyak juga yang mengucapkan doa dan dukungan untuk Bibi Nuy, agar tetap sehat dan bahagia. Heni mengatakan tujuan mengunggah video tersebut adalah sebagai bentuk penghormatan kepada ibu, yang merupakan sosok Wanita Ini Merawat Anak Suami Dari Istri Kedua yang hebat dan inspiratif.
Berbagai Tanggapan Para Netizen Dengan Kisah Ini
Banyak netizen yang terharu dan salut dengan keikhlasan dan kesabaran Heni dan ibunya dalam merawat Bibi Nuy. Mereka menganggap Heni dan ibunya sebagai wanita-wanita hebat dan inspiratif yang memiliki hati yang mulia. Mereka juga menyampaikan doa dan dukungan untuk Bibi Nuy, agar tetap sehat dan bahagia. Contoh komentar netizen yang mengapresiasi Heni dan ibunya adalah:
- Subhanallah, semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda untuk ibu dan kakaknya Bibi Nuy. Semoga Bibi Nuy selalu sehat dan ceria.
- “Salut banget sama ibu dan kakaknya Bibi Nuy. Mereka adalah contoh Wanita Ini Merawat Anak Suami Dari Istri Kedua yang kuat dan sabar. Semoga Bibi Nuy bisa berkembang dan berprestasi.”
- Masya Allah, ibu dan kakaknya Bibi Nuy adalah wanita-wanita sholehah yang berjihad di jalan Allah. Semoga Bibi Nuy menjadi anak yang berbakti dan berkah.
Beberapa netizen juga merasa sedih dan marah dengan sikap ibu kandung dan ayah Bibi Nuy yang tidak bertanggung jawab dan tidak sayang dengan anaknya. Mereka menganggap ibu kandung dan ayah Bibi Nuy sebagai orang tua yang kejam dan tidak berperasaan. Mereka juga mengkritik pernikahan poligami yang dilakukan oleh ayah Bibi Nuy yang dinilai tidak adil dan tidak sesuai syariat. Contoh komentar netizen yang mengecam ibu kandung dan ayah Bibi Nuy adalah:
- – “Kasihan banget Bibi Nuy, ditinggal ibu kandungnya yang tidak punya hati nurani. Mana ada orang tua yang tega membunuh anaknya sendiri. Semoga ibu kandungnya sadar dan membuat keputusan.”
- – “Marah banget sama ayah Bibi Nuy, kok bisa nikah lagi tanpa sepengetahuan istri pertama. Apa gak takut dosa. Poligami itu harus adil dan sesuai syariat. Semoga ayah Bibi Nuy insaf dan bertaubat. Aamiin.”
- – “Sedih banget lihat Bibi Nuy, ditinggal orang tua yang tidak bertanggung jawab. Harusnya orang tua itu melindungi dan menyayangi anaknya. Semoga orang tua Bibi Nuy mendapat balasan yang setimpal. Aamiin.”
Baca Juga : Kampanye Pemilu 2024 Di Mulai Hari Ini Cawapres No 2 Ambil Cuti Dari Wali Kota
Mengenal Lebih Dekat Tentang Penderita Difabel
Difabel adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang yang mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas tertentu karena adanya kelainan fisik atau mental. Penderita Difabel bukan berarti tidak mampu, namun hanya membutuhkan bantuan atau alat tertentu untuk mengatasi keterbatasannya. Difabel berbeda dengan disabilitas, yang merupakan jaminan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas yang sama sekali. Disabilitas bisa bersifat fisik, sensorik, intelektual, atau mental.
Ada banyak jenis dan penyebab kecacatan, seperti gangguan gerak, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, disleksia, depresi, skizofrenia, dan lain-lain. Disabilitas bisa terjadi sejak lahir atau akibat kecelakaan, penyakit, atau pengobatan. Difabel dan disabilitas adalah istilah yang sering disalahpahami oleh masyarakat.
Banyak orang yang menampung atau mengucilkan penderita difabel atau disabilitas, padahal mereka juga memiliki hak yang sama dengan orang lain, seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Faktor Terjadinya Difabel
Penyebab terjadinya difabel bisa bermacam-macam, tergantung pada jenis dan tingkat keterbatasan yang dialami. Secara umum, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi difabel, berikut dibawah ini posviral akan menjelaskannya:
- Faktor genetik, yaitu adanya kelainan atau mutasi pada gen atau kromosom yang diturunkan dari orang tua atau terjadi secara spontan.
- Prenatal, yaitu adanya gangguan atau infeksi yang dialami ibu hamil yang dapat mempengaruhi perkembangan janin.
- Faktor perinatal, yaitu adanya komplikasi atau trauma yang terjadi saat proses persalinan yang dapat menyebabkan kerusakan pada otak, tulang belakang, atau organ tubuh lainnya. Contohnya adalah asfiksia, prematuritas, dan infeksi neonatal.
- Pasca melahirkan, yaitu adanya penyakit, kecelakaan, atau kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan fungsi tubuh tertentu. Contohnya adalah polio, stroke, tumor otak, dan kekerasan fisik atau mental.
- Faktor usia, yaitu adanya penurunan kemampuan tubuh akibat proses penuaan yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam beraktivitas. Contohnya adalah osteoporosis, artritis, demensia, dan katarak.
Berbagai Macam Difabel Yang Sudah di Analisis Oleh Ilmu Kedokteran
Difabel juga memiliki hak dan potensi yang sama dengan orang lain, asalkan mendapatkan dukungan dan fasilitas yang memadai. Dan saat ini juga penyandang Difabel memiliki berbagai macam, sehingga tidak semua penderita Difabel itu sama semua. Para ilmu Kedokteran telah menganalisis bahwa terdapat berbagai macam penderita Difabel yaitu seperti:
- Difabel fisik, yaitu difabel yang memiliki keterbatasan atau kekurangan pada fisik, seperti gangguan gerak, kehilangan anggota tubuh, atau Cerebral Palsy.
- Difabel sensorik, yaitu difabel yang memiliki keterbatasan pada panca indra, seperti gangguan pendengaran, penglihatan, atau wicara.
- Difabel intelektual, yaitu difabel yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, belajar, atau mengelola informasi. Difabel intelektual bisa disebabkan oleh kelainan atau mutasi pada gen atau kromosom, gangguan atau infeksi saat kehamilan, masalah kesehatan, atau faktor lingkungan.
- Difabel mental, yaitu difabel yang memiliki keterbatasan dalam kesehatan mental, seperti fobia, depresi, skizofrenia, atau gangguan kecemasan.
Berbagai Bantuan Dan Dukungan Yang Harus Diberikan Kepada Difabel
Penderita difabel atau penyandang disabilitas juga memiliki potensi dan bakat yang bisa dikembangkan, asalkan mendapat dukungan dan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, kita perlu memberikan bantuan dan dukungan kepada difabel seperti:
- Bantuan dan dukungan keluarga. Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama bagi difabel. Keluarga harus memberikan kasih sayang, perhatian, perlindungan, dan pengertian kepada difabel. Keluarga juga harus membantu difabel untuk mengembangkan kemampuan dan kemandirian mereka, serta memberikan motivasi dan dorongan agar difabel tidak merasa minder atau putus asa.
- Bantuan dan dukungan masyarakat. Masyarakat adalah lingkungan kedua dan luas bagi difabel. Masyarakat harus memberikan rasa hormat, penghargaan, penerimaan, dan kerjasama kepada difabel. Masyarakat juga harus menghindari sikap diskriminasi, hinaan, atau kekerasan terhadap difabel.
- Bantuan dan dukungan negara. Negara adalah pihak yang bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan dan menyediakan hak-hak difabel. Negara harus memberikan fasilitas dan layanan publik yang ramah dan aksesibel bagi difabel, seperti ram, rambatan, toilet khusus, loket khusus, dan lain-lain. Negara juga harus memberikan kesempatan yang sama bagi difabel dalam pendidikan, ketenagakerjaan, rehabilitasi, bantuan sosial, dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial.
Berbagai Organisasi Yang Membantu Serta Menolong Penyambutan Difabel
Ada beberapa organisasi yang membantu anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
1. Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI)
Tempat ini aktif di bidang pemberdayaan anak berkebutuhan khusus, khususnya yang mengganggu gangguan perkembangan sosialisasi dan keterampilan komunikasi, atau yang lebih dikenal sebagai kelompok Pervasive Developmental Disorder (PDD). Yayasan ini menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti donasi, khitan massal, kunjungan kesehatan, parenting online, dan pelatihan berani. Yayasan ini juga membangun komunitas sinergis yang mempersatukan individu, lembaga kemasyarakatan, dan institusi yang berorientasi pada keuntungan yang memiliki kepedulian terhadap anak berkebutuhan khusus.
2. Pusat Autisme YCHI
Yayasan ini adalah sebuah pusat layanan terpadu untuk anak-anak autis dan keluarganya. Tempat ini menyediakan berbagai layanan, seperti terapi, pendidikan, konseling, advokasi, dan sosialisasi. Yayasan ini juga memiliki program-program khusus, seperti seni, olahraga, musik, dan keterampilan hidup. Tempat ini berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup anak autis dan memberikan dukungan bagi keluarganya.
3. Komunitas Pemerhati Disabilitas
Tempat ini adalah sebuah jaringan yang terdiri dari berbagai organisasi, lembaga, dan individu yang peduli terhadap isu-isu disabilitas, khususnya anak berkebutuhan khusus. Komunitas ini melakukan berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi, workshop, kampanye, dan aksi sosial. Komunitas ini juga berupaya untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan anak berkebutuhan khusus, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap isu-isu disabilitas.
4. Yayasan Peduli Kasih ABK
Tempat ini adalah sebuah lembaga sosial yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak berkebutuhan khusus. Yayasan ini memiliki visi untuk menciptakan anak berkebutuhan khusus yang mandiri, produktif, dan berkontribusi bagi masyarakat. Tempat ini memiliki misi untuk memberikan bantuan, bimbingan, dan fasilitas bagi anak berkebutuhan khusus dan keluarga. Yayasan ini juga memiliki moto “Aku, Kamu, Kita Sama”, yang menunjukkan bahwa anak berkebutuhan khusus adalah bagian dari masyarakat yang harus dihargai dan diperlakukan sama. viralfirstnews.com