Thursday, December 5POS VIRAL
Shadow

Mahasiswa Paksa Pengungsi Rohingya Kembali Ketempat Asalnya

Mahasiswa Paksa Pengungsi Rohingya adalah sebuah aksi yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa yang menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya yang ditampung di Aceh. Aksi ini terjadi pada Selasa, 27 Desember 2023, di depan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kanwil Kemenkumhan) Aceh.

Mahasiswa-Paksa-Pengungsi-Rohingya-Kembali-Ketempat-Asalnya

Dalam aksi tersebut, para pelajar mengangkut paksa sekitar 137 pengungsi Rohingya yang berada di basement Balai Meuseuraya Aceh (BMA), tempat penampungan mereka, ke mobil truk. Mereka kemudian membawa pengungsi tersebut ke Kanwil Kemenkumhan Aceh, sambil berada di sana dengan slogan-slogan seperti “Pemerintah harus bertanggung jawab” dan “Pengungsi Rohingya harus segera dipulangkan”.

Tindakan Mahfud MD Pasca Mahasiswa Paksa Pengungsi Rohingya

Menangapi aksi tersebut, Mahfud MD selaku Menko Polhukam mengatakan bahwa pemerintah akan mengembalikan pengungsi Rohingya ke negara asalnya atau mencarikan negara ketiga yang bersedia menampung mereka. Mahfud MD mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi Rohingya secara permanen. Mahfud MD juga mengatakan bahwa Indonesia berhak mengusir pengungsi Rohingya menurut hukum internasional, namun tetap menerima mereka dengan rasa kemanusiaan.

Ia kemudian memerintahkan pihak terkait untuk memindahkan 137 pengungsi Rohingya yang dibawa paksa oleh mahasiswa dari Kanwil Kemenkumhan Aceh ke tempat penampungan lainnya. Mahfud MD mengatakan bahwa pengungsi tersebut akan dipindahkan ke Pulau Galang, Kepulauan Riau, yang merupakan tempat perlindungan khusus bagi para pengungsi. Mahfud MD juga mengatakan bahwa pengungsi tersebut akan mendapatkan bantuan kesehatan, pendidikan, dan keterampilan di Pulau Galang.

Alasan Mahasiswa Paksa Pengungsi Rohingya

Alasan Mahasiswa-Paksa-Pengungsi-Rohingya

Aksi Mahasiswa Paksa Pengungsi Rohingya ini menuai protes dari pengungsi Rohingya sendiri, yang merasa ketakutan dan tidak mau dipisahkan dari keluarga mereka. Aksi ini juga dikritik oleh sejumlah pihak, seperti UNHCR, Komnas HAM, dan LSM yang menangani pengungsi Rohingya. Mereka menilai bahwa aksi tersebut melanggar hak asasi manusia dan tidak menghormati martabat pengungsi Rohingya. Namun para mahasiswa yang melakukan aksi ini mempunyai alasan tersediri, yakni:

  1. Menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya. Para mahasiswa menganggap bahwa pemerintah tidak serius dalam menangani persoalan pengungsi Rohingya yang sudah lama ditampung di Aceh. Mereka menilai bahwa pengungsi Rohingya tidak mendapatkan perlindungan, hak asasi, dan kesejahteraan yang layak. Mereka juga menuntut agar pemerintah segera memulangkan pengungsi Rohingya ke negara asalnya atau mencarikan negara ketiga yang bersedia menampung mereka.
  2. Menyuarakan solidaritas dengan pengungsi Rohingya. Para mahasiswa mengaku bahwa mereka melakukan aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas dengan pengungsi Rohingya, yang merupakan saudara seiman mereka. Mereka mengatakan bahwa mereka merasa prihatin dengan kondisi pengungsi Rohingya yang hidup dalam ketidakpastian dan penderitaan. Mereka juga menginginkan agar pengungsi Rohingya mendapatkan kebebasan, keadilan, dan kemanusiaan.
  3. Menyampaikan aspirasi masyarakat Aceh. Para mahasiswa mengklaim bahwa mereka mewakili aspirasi masyarakat Aceh, yang merasa terbebani dengan keberadaan pengungsi Rohingya. Mereka mengatakan bahwa masyarakat Aceh sudah cukup berkorban dengan memberikan bantuan dan tempat tinggal kepada pengungsi Rohingya. Namun, mereka merasa tidak dihargai oleh pengungsi Rohingya, yang dianggap tidak menjaga kebersihan, mengganggu ketertiban, dan melarikan diri dari tempat penampungan. Mereka juga mengkhawatirkan dampak sosial, ekonomi, dan kesehatan dari penampungan pengungsi Rohingya.

Berbagai Tangapan Pemerintah Atas Tindakan Mahasiswa

Presiden Joko Widodo. Jokowi merespons soal keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh dengan memerintahkan Menkopolhukam Mahfud MD, pemerintah daerah, dan UNHCR untuk menangani masalah tersebut. Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia menerima pengungsi Rohingya berdasarkan rasa kemanusiaan, tetapi juga harus memperhatikan aspek keamanan, kesehatan, dan sosial.

Menkopolhukam Mahfud MD. Mahfud MD mengatakan bahwa pemerintah akan mengembalikan pengungsi Rohingya ke negara asalnya atau mencarikan negara ketiga yang bersedia menampung mereka. Mahfud MD mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki kewajiban dan kapasitas untuk menampung pengungsi Rohingya secara permanen.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Kapolri juga mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan UNHCR untuk mengatur lama tinggal pengungsi di Indonesia. Kapolda Aceh juga mendesak UNHCR untuk bertanggung jawab karena membiarkan pengungsi Rohingya kabur dari kamp pengungsian Cox’s Bazar.

Apakah Ada Penyelesaian Pada Permasalahan Ini ?

Apakah-Ada-Penyelesaian-Pada-Permasalahan-Ini-

Setelah sempat bermalam di Kanwil Kemenkumhan Aceh, pengungsi Rohingya yang dibawa paksa oleh mahasiswa akhirnya kembali ke tempat penampungannya di BMA pada Rabu, 28 Desember 2023. Mereka disambut dengan hangat oleh pengungsi Rohingya lainnya, yang mengucapkan terima kasih atas kembalinya mereka. Kemudian mereka mendapatkan bantuan dan perlindungan dari Pos Viral, termasuk UNHCR, IOM, LSM, dan komunitas lokal. Mereka mendapatkan bantuan berupa makanan, air minum, air bersih, pelayanan medis, tempat tinggal, dan kebutuhan lainnya. Untuk menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya di Aceh, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:

  1. Menguatkan koordinasi multiaktor di tingkat lokal dengan kepemimpinan nasional yang jelas dan responsif. Hal ini penting untuk mencari opsi perlindungan yang lebih layak dan manusiawi bagi para pengungsi, serta mengedukasi masyarakat setempat tentang isu-isu pengungsi.
  2. Memanfaatkan dana zakat dan program pelatihan keterampilan. Hal ini bertujuan untuk membantu para pengungsi mendapatkan pekerjaan dan mengurangi beban pemerintah dan masyarakat setempat. Dana zakat bisa disalurkan melalui Baitul Mal Aceh, sedangkan program pelatihan keterampilan bisa bekerja sama dengan organisasi internasional atau swasta.
  3. Mencari solusi jangka panjang melalui kerja sama internasional. Hal ini mencakup upaya untuk mengembalikan pengungsi Rohingya ke negara asalnya atau mencari negara ketiga yang bersedia menampung mereka. Beberapa usulan yang pernah muncul adalah menggunakan pulau kosong di Indonesia, seperti Pulau Galang, sebagai tempat perlindungan khusus bagi para pengungsi.

Beberapa Organisasi Yang Membantu Pengungsu Rohingya

Ada beberapa organisasi atau lembaga yang membantu pengungsi Rohingya di Indonesia, baik dari tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

  1. UNHCR. UNHCR juga bekerja sama dengan organisasi-organisasi lain, seperti IOM, LSM, dan komunitas lokal, untuk memberikan bantuan kemanusiaan, hukum, kesehatan, pendidikan, dan keterampilan kepada para pengungsi.
  2. IOM. IOM adalah Organisasi Internasional untuk Migrasi, yang merupakan lembaga PBB yang bergerak di bidang migrasi. IOM mendukung pemerintah dan masyarakat dalam mengelola tantangan dan peluang migrasi. IOM juga memberikan bantuan dan perlindungan kepada para migran yang rentan, termasuk pengungsi. IOM bekerja sama dengan UNHCR dan pihak lain untuk memberikan layanan kesehatan, psikososial, logistik, dan transportasi kepada para pengungsi Rohingya di Indonesia.
  3. LSM. Ada banyak LSM yang terlibat dalam membantu pengungsi Rohingya di Indonesia, baik yang berskala nasional maupun internasional. Beberapa contoh LSM yang aktif adalah Dompet Dhuafa, Aksi Cepat Tanggap, Save the Children, Plan International, dan lain-lain. LSM-LSM ini memberikan bantuan berupa makanan, pakaian, obat-obatan, perlengkapan mandi, dan kebutuhan lainnya kepada para pengungsi. Mereka juga memberikan dukungan psikologis, sosial, dan edukasi kepada para pengungsi, khususnya anak-anak dan perempuan.
  4. Komunitas lokal. Komunitas lokal, terutama di Aceh, juga berperan penting dalam membantu pengungsi Rohingya di Indonesia. Mereka memberikan tempat tinggal, bantuan, dan solidaritas kepada para pengungsi yang berlabuh di pantai mereka. Mereka juga berusaha menjaga hubungan baik dan harmonis dengan para pengungsi, meskipun ada beberapa kendala dan tantangan yang menghadang. Mereka juga menggalang dana zakat dan infaq untuk membantu para pengungsi.

Buat kalian semua yang ingin mendapatkan berbagai infomasi menarik lainya, kalian bisa klik link yang satu ini viralfirstnews.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *